Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Allah Maha Pemelihara beserta dalilnya

Dalam Asmaul Husna Allah disebut Al Hafidzh artinya yang memelihara makhsudnya hanya Allah lah yang dapat memelihara alam semesta ini sehingga tetap teratur seperti yang terlihat dalam kehidupan sehari – hari kita.    (rumahhaji) Dasar Pemahaman Secara Logis ( Dalil Aqli ) Marilah kita merenung sejenak sambil memperhatikan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya : bergantinya siang dan malam, terbit dan terbenamnya matahari, pergantian musim hujan dan kemarau, diciptakannya makhluk yang berpasang – pasangan. Mengapa hal itu terjadi secara teratur? sehingga tiada satupun ciptaan-Nya yang membangkang. Mungkinkah manusia yang memeliharanya? Jawabanya adalah tidak mungkin. Allah lah yang menjadikanya , Allah jua yang mengendalikan sekaligus Dialah yang memelihara alam semesta ini sehingga tetap teratur. Pekerjaan yang Maha Besar seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia. Banyak contoh persoalan yang diserahkan manusia justru berakhir dengan k

Allah Maha Hidup beserta dalilnya

Sifat Allah Hayaat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya. Dasar Pemahaman Secara Logis ( Dalil Aqli ) Seperti lazimnya setiap beda mati tidak memiliki kehendak apa – apa seperti mengatur, mencipta dan memelihara dsb. Sedangkan Allah lebih dari segala yang hidup sehingga sebagai yang “Maha” Maha pencipta, Maha Pemelihara dan Allah Maha segala-galanya Jadi tidak mungkin Dzat yang maha mengatur dan mencipta alam semesta adalah benda mati, pastilah Dia Dzat yang Maha Hidup dan secara terus menerus mengurus makhluknya Dasar Pemahaman Menurut Wahyu ( Dalil Naqli ) Adapun menurut Al Qur’an yang membenarkan bahwa Allah itu hidup dan merupakan sumber dari segala kehidupan: Firman Allah dalam surat albaqarah : 255 “ Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengant

Perbaiki dulu Hati dan Kelakuannya Baru berhijab

"buat apa berhijab kalau belum siap,lebih baik perbaiki hati dulu sebelum berhijab" itu status dari teman facebook saya, mungkin kita sudah banyak sekali mendengar hal tersebut. terus benar tidak sih pernyataan tersebut? Antara hati dan perbuatan sebenarnya sama-sama penting, sehingga tidak perlu dipilih mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu . Kewajiban memakai hijab tidak pernah mensyaratkan seseorang harus bersih dulu hatinya , Kewajiban itu langsung ada begitu seorang wanita muslimah masuk usia akil baligh. Dan satu-satunya tanda bahwa dia sudah wajib memakai hijab adalah tepat ketika dia mendapat haidh pertama kalinya. Saat itulah dia dianggap oleh Allah SWT sudah waktunya untuk memakai hijab. Tidak perlu menunggu ini dan itu, karena kewajiban itu sudah langsung dimulai saat itu juga.   Sebagaimana sabda Rasulullah SAW kepada anak wanita Abu Bakar ra, Asma’ binti Abu Bakar ra.Rasulullah SAW bersabda,”WahaiAsma’, seorang wanita bila telah haidh